DEFINISI PARAGRAF
Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu
sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.
Syafi’ie (1988:145) menguraikan pengertian paragraf adalah
sebagai ka-rangan utuh dalam bentuk miniatur karena ciri-ciri utama suatu
karangan dipunyai oleh suatu paragraf. Suatu karangan mempunyai perihal pokok
yang dikemukakan sebagai isi pokok komunikasi. Demikian pula paragraf juga
mempunyai pikiran pokok yang merupakan isi pokok paragraf. Suatu karangan
dibangun dengan menggunakan sejumlah unsur, yaitu kata, kalimat, dan paragraf.
Paragraf adalah bagian wacana yg mengungkapkan satu
pikiran yg lengkap atau satu tema yg dl ragam tulis ditandai oleh baris pertama
yg menjorok ke dalam atau jarak spasi yg lebih.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia paragraf adalah bagian bab
dalam suatu karangan dan biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimu-lai dengan garis baru (Depdiknas, 2002).
MANFAAT ALINEA BAGI PENULIS
Manfaat paragraf dalam suatu tulisan adalah :
1. Memudahkan pengertian san pemahaman dengan memisahkan satu
topik atau tema dengan yang lain; karena setiap paragraf hanya boleh mengandung
satu unit pikiran.
2. Memisahkan dan menegaskan pengertian secara wajar dan formal,
untuk memungkinkan pembaca berhenti lebih lama dari perhentian di akhir
kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama memungkinkan terjadinya pemusatan
pikiran terhadap tema atau topik yang diungkapkan paragraf.
UNSUR ALINEA
1. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari
pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang
mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf,
diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
· Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
· Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
· Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang
pada akhir alinea
· Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam
seluruh alinea
3. Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai
penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi
gagasan penjelas.
4. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan
yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
· Provokatif (menarik)
· Berbentuk frase
· Relevan (sesuai dengan isi)
· Logis
· Spesifik
KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS
1. Kalimat Utama atau Kalimat Pokok adalah kalimat yang
digunakan sebagai tempat menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok
pikiran atau gagasan utama sama dengan ide pokok gagasan pokok.
Ciri-ciri kalimat utama:
a.Biasanya diletakkan pada awal paragraph, tetapi bisa juga
diletakkan pada bagian akhir paragraf.
b.Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata
kunci seperti:
·
Sebagai
kesimpulan….
·
Yang penting….
·
Jadi, …..
·
Dengan demikian…
c. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan
dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang
mendukung atau menjadi penjelas kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas
tersebut dalam setiap paragraph harus membentuk satu kesatuan gagasan.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
a. Berisi penjelasan seperti:
·
Contoh-contoh
·
Rincian
·
Keterangan
·
Dll.
b. Kalimat penjelas biasanya memerlukan kalimat penghubung.
c. Selalu menghubungkan kalimat-kalimat dalam paragraph.
MACAM ALINEA BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA
1. Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah Paragraf yang diawali dengan
hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat
khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
Contoh :
Pada masa sekarang ini banyak rumah sakit dibangun, baik itu
rumah sakit negeri maupun swasta. Semarak berdirinya rumah sakit tersebut
diperkirakan karena adanya izin pendirian rumah sakit yang relatif mudah. Rumah
sakit negeri di daerah tertinggal mempunyai jumlah yang jauh lebih banyak
dibandingkan swasta. Hal tersebut dapat dinalar karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, misalnya faktor finansial, sosial, asal-muasal adanya dokter, dan
masih banyak lagi.
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dikembangkan mulai
dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif
kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
Contoh :
Di sebagian besar daerah pedesaan secara menyebar didirikan
tempat pendidikan yang berupa sekolah dasar. Meningkat, di kota kecamatan,
pemerintah mengusahakan berdirinya sekolah menengah tingkat pertama atau bahkan
sebagian berdiri pula sekolah menengah atas. Pada tingkat kabupaten, terutama
kabupaten yang sudah maju, bermunculan perguruan tinggi, baik swasta maupun
negeri. Selain tempat pendidikan formal yang sudah disebutkan itu, menjamur
pula tempat pendidikan nonformal, misalnya: tempat pelatihan komputer, kursus
menyablon, kursus memasak, potong rambut, bengkel mobil, pertanian, dan
kerajinan. Jadi, anak sekarang seharusnya tidak mengalami kesulitan lagi
memilih tempat pendidikan di negeri ini. Anak tinggal menentukan tempat
berpendidikan dengan menyesuaikan kesenangan dan kemampuannya.
3. Paragraf Campuran
Paragraf Campuran adalah Paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat pokok kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat pokok. merupakan paragraf
yang dikembangkan dengan meletakan kalimat utama pada awal dan akhir paragraf
berupa paragraf deduktif - induktif (campuran).
Contoh :
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku
orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita
bisa mendapat hiburan dan menambah pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia.
4. Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah Paragraf yang
tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf
atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan.
Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu
dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin
pun semilir terasa menyejukkan hati.
5. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak
di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu menjelang hari raya Idul Fitri, kebutuhan masyarakat
semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat
khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok
kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan
orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para
pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang
yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.
JENIS PARAGRAF MENURUT SIFAT ISINYA
Isi sebuah paragraf dapat
bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta
sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan
isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf
adalah pekerjaan mengarang juga.
· Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf
mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf
persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama majalah dan Koran .
Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam
karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif
sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar
lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh
sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu
kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.
· Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas
satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur
merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan
wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan
MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih
ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 20010.”
· Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan
peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan
lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 –
16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai
kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”
· Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan
atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga
chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark
red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini
juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat
memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses
mencuci”.
· Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan
sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di
Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di
Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat
Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra
yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk
melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun
1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
JENIS PARAGRAF MENURUT FUNGSINYA DALAM KARANGAN
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
· Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam
karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di
fungsikan untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan
paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan.
Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk
itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf
pembuka,yaitu:
1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokok pembicaraan
3. pendapat atau pernyataan seseorang
4. uraian tentang pengalaman pribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.
· Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan
dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. meringkas paragraf sebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagi simpulan.
· Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan
seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud
penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu
psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan
akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf
ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya
KALIMAT PENGEMBANG
Sebagian besar,kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu alinea
termasuk kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan.
Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat
abstrak menuruti hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat
kronologis, biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian dan waktu.
Urutannya masa lalu,kini,dan yang akan datang.
Bila pengembangan kalimat topik berhubugan dengan jarak (special),hal
ini biasanya menyangkut hubungan antara benda, peristiwa atau hal, dan ukuran
jarak. Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat, lebih jauh, dan paling
jauh. Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan sebab akibat,
kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, lalu diikuti akibatya.
Atau sebaliknya, akibatnya dinyatakan pertama-tama baru dipaparkan sebabnya.
Penyusunan urutan kalimat pengembang yang berdasarkan urutan nomornya dimulai
dari kejadian pertama,kedua,ketiga,dan seterusnya.
Contoh :
Pada pagi hari,suasana lingkungan rumah andi begitu indah.Di
sekitar rumah,berjejer pohon-pohon yang menambh keteduhan.sementara itu,kicau
burung menambah semraknya pagi itu.Di kejauhan,terlihat gunung tangkuban perahu
yang penuh misteri.Sungguh,pagi yang indah dan hangat.
KALIMAT TRANSISI
Transisi adalah mata rantai penghubung antar alinea.Transisi
berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua alinea yang berdekatan.Kata-kata
tradisional merupakan petunjuk bagi pembaca kearah mana ia sedang bergerak atau
mengingatkan pembaca apakah suatu alinea baru bergerak searah dengan ide pokok
sebelumnya.Oleh karena itu,beberapa orang sering mengatakan bahwa transisi
berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kesatuan antar bab,antar subbab,dan
antar alinea dalam suatu karangan.
Transisi tidak harus selalu ada dalam setiap alinea.Kehadiran
transisi dalam alinea bergantung pada pertimbangan pengarang, bila pengarang
merasa perlu ada transisi demi kejelasan informasi,transisi wajar ada.
Sebaliknya,bila pengarang bisa mengekspresikan ide pokoknya dengan jernih tanpa
transisi,transisi tidak perlu hadir dalam alinea tersebut.
Ada dua cara untuk mewujudkan hubungan di antara dua alinea.
Pertama,secara implicit. Kedua,secara eksplisit. Hubungan implicit tidak
dinyatakan oleh penanda transisi tertentu. Walaupun demikian,hubungan
antaralinea masih dapat dirasakan. Hubungan eksplisit dinyatakan oleh alat
penanda transisi tertentu,seperti :
1. kata,termasuk di
dalamnya kelompok kata;
2. kalimat.
Transisi Berupa Kata
Alat penanda transisi berupa kata dan kelompok kata sangat
banyak jenisnya.Secara garis besar,alat penanda transisi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
a. Penanda Hubungan Kelanjutan
Contoh : dan , lagi, serta, lagi pula, tambahan
lagi
b. Penanda hubungan Urutan Waktu
Contoh: dahulu, kini, sekarang, sebelum, setelah,
sesudah, kemudian
c. Penanda Klimaks
Contoh: paling…, se..nya, ter…
d. Penanda Perbandingan
Contoh: sama, seperti, ibarat, bak, bagaikan
e. Penanda Kontras
Contoh: tetapi, biarpun, walupun, sebaliknya
f. Penanda Urutan Jarak
Contoh : di sini, di situ, di sana, dekat, jauh,
sebelah…
g. Penanda Illustrasi
Contoh : umpama, misalnya
h. Penanda Sebab Akibat
Contoh : karena, sebab, oleh karena itu, akibatnya
i. Penanda Kondisi Pengandaian
Contoh : jika, kalau, jikalau, andai kata, seandainya
j. Penanda Simpulan
Contoh: simpulan, ringkasnya, garis besarnya,
rangkumannya
Transisi Berupa
Kalimat
Transisi jenis kedua yang berupa kalimat yang lebih terkenal
dengan istilah“LEADIN-SENTENCES”(KALIMAT PENUNTUN). Kalimat ini
berfungsi ganda,yaitu sebagi tranisi dan sebagai pengantar topik utama yang
akan diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti
kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu
alinea terdapat kalimat penuntun sebagai transisi,kalimat topik terdapat
setelah kalimat penuntun tersebut.
Contoh :
(1)Ringkasnya,tata bahasa meliputi 3 hal,yaitu
fonologi,morfologi,dan sintaksis.(2)Fonologi berhubungan dengan studi tata
bunyi,morfologi mengenai tata kata,dan sintaksis membicarakan tata kalimat.
Keterangan:
Kalimat penutun (1)
Kalimat topik (2)
PARAGRAF PENUTUP
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi)
atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap
penting.
Contoh alinea penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia
dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca
surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media
cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja
untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia
metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang
dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik
diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas.
Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu
murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih
tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga,
ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD,
sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki.
Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan
deras.
Contoh alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang
penting :
Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan
secara tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting
yang memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian
sejarah yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam
tataran yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan
Pancasila secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat
diwujudkan, dan di dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai
landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani
manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi
sebagian besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi
dorongan pada pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit
di daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus
bekerja keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai,
dan daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi
sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan
sutau laporan hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan
pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan
harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
PERKEMBANGAN ALINEA
1. Sebab-Akibat
Perkembangan sebuah aline dapat juga dinyatakan dengan
menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab dapat
bertindak sebagai gagasan utama, sedangkanakibat sebagai perincian
pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik, yaitu akibatdijadikan
gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan
sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat
sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila proses itu dipecah-pecahkan untuk
mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dinamakan proses
kausal atausebab-akibat.
Dalam mengemukakan hubungan sebab akibat, tersebut, pengarang
harus menggarap persoalannya berdasarkan suatu rangka tertentu, misalnya
berdasarkan kepentingan relatifnya, berdasarkan kesederhanaan atau
kekompleksannya, kelangsungan atau ketidaklangsungan sebab atau akibat itu
terhadap pokok utamanya.
Dalam uraian-uraian yang bersifat logis, misalnya
tulisan-tulisan ilmiah, tesis, skripsi, dll., sebab dan akibat memegang peranan
yang sangat penting. Dalam eksposisi biasa, sebab dan akibat dikemukakan
berdasarkan observasi dan refleksi yang ada. Seseorang yang menderita penyakit
flu akan dihadapkaan dengan serangkaian sebab yang diduga telah mengakibatkan
penyakit flu tersebut.
2. Analogi
Analogi menunjukkan ketidaksamaan (perbedaan) yang sisitematis
antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Lain halnya dengan
perbandingan dan pertentangan yang memberikan sejumlah ketidaksamaan antara dua
hal. Bila seseorang mengatakan “awan dari sebuah atom itu membentuk sebuah
cendawan raksasa”, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawa merupakan
sebuah analogi, sebab sebuah hal itu sangat berbeda kelasnya, kecuali kesmaan
bentuknya.
3. Perbandingan dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu
suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua
orang, obyek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat
membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana poltik pendidikan yang
dijalaninya dengan memperhatikan pula segi-segi lain untuk menerangkan gagasan
sentral itu. Maksud daripada perbandingan itu adalah untuk sampai kepada suatu
penilaian yang relative kepada kedua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan
harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan
sentralnya. Misalnya mula-mula kita membandingkan rasa humor mereka, cara
mereka menghadapi lawan-lawannya, cara mereka menghadapi
pendukung-pendukungnya, serta tingkah laku pribadi mereka; rangkaian
perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada gagasan sentral, yaitu bagaimana
rasa humor mereka menjadi senjata politis, serta bagaimana mereka menghadapi
lawan-lawan mereka sekian maca sehingga tidak merugikan sahabat-sahabat dan
sekutu-sekutu mereka.
TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF
Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam.
Pertama, dengan menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu
dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan
pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan
“analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga
pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi
menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya (a) dengan memberikan
contoh, (b) dengan menampilkan fakta-fakta, (c) dengan memberikan alasan-alasan
dan (d) dengan bercerita.
a. Dengan memberikan Contoh/Fakta
Perhatikan paragraf berikut:
Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri
oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di
pantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya,
tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke
koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh
ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya
dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh
tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar
dari ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih
contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan
yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.
b. Dengan Memberi Alasan-Alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik
dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan denga uraian-uraian yang logis dengan
menjelasakan sebab-sebab mengapa demikian .
Perhatikan paragraf berikut.
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi
seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk
berjam-jam dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan
menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja
fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti membengkalaikan pekerjaan
kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.
c. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa
yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara
ini. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup
kembali. Perhatikan paragraf berikut :
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan
sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping
kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus
menyelimuti punggung bukit bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu
melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali atap
rumah berderet kelihatan di kejauhan.
Oemarjati, Boen S dan Pattinasarany, Sally. 2005. Bahasa dan Sastra
Indonesia SMA Kelas 10. Jakarta: Widya Utama.
M. Moeliono, Anton. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Santoso Ananda dan Priyanto S. 1995. Kamus Lenkap Bahasa
Indonesia.Surabaya: Kartika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar